Rendahnya derajat kesehatan dan gizi anak akan menghambat pertumbuhan fisik dan motorik anak yang juga berlangsung sangat cepat pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Gangguan yang terjadi juga berlangsung cepat dan juga sulit diperbaiki pada tahap periode berikutnya, jika kondisi terus berlanjut maka akan mengakibatkan cacat permanen. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung terdapat 7986 balita yang mengalami gizi kurang-buruk. Dengan melihat hasil perhitungan antropometri berdasarkan BB/U. Tujuan dari penelitian ini yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi buruk-kurang usia 2-5 tahun di wilayah kerja UPT Puskesmas Cipadung. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Sample yang didapat berjumlah 61 balita Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan mengambaran distribusi frekuensi tentang karakteristik responden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hampir seluruhnya balita mengalami gizi kurang (85,2%), hampir seluruhnya keluarga memiliki status sosial ekonomi cukup (83,6%), sebagian balita tidak ada penyakit infeksi (54,1%), sebagian orangtua memiliki pengetahuan yang baik yaitu (55,7%), sebagian besar orangtua memberikan pola asuhan gizi yang tidak baik yaitu (68,9%), sebagian besar keluarga memiliki sanitasi lingkungan baik (75,4%), sebagian orang sering mengunjungi pelayanan kesehatan dengan frekuensi sering yaitu (54,1%). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan petugas puskesmas untuk lebih meningkatkan kegiatan monitoring dan penjaringan balita dengan gizi kurang-buruk dan agar orangtua mendapatkan pemahaman gizi dan memperhatikan pola asuhan gizi balita yang sesuai dengan kebutuhan balita.