ABSTRAK

Pembelajaran merupakan jantung dari proses didik dalam suatu institusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu. Pencapaian kualitas pembelajaran merupakan tanggung jawab profesional seorang guru, misalnya melalui penciptaan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan fasilitas yang didapat siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Lembaga pendidikan/sekolah bertanggung jawab terhadap pembentukan tenaga pengajar yang berkualitas, yaitu yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan intelektual (hardskill), sikap, dan moral (softskill) dari setiap individu peserta didik sebagai anggota masyarakat. Sementara, Guru juga mempunyai keterbatasan dalam mengakses informasi baru yang memungkinkan ia mengetahui perkembangan terakhir dibidangnya (state of the art). Sementara itu materi pembelajaran dipandang oleh siswa terlalu teoritis, kurang memanfaatkan berbagai media secara optimal. Seperti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya sejarah. Pengabaian akan sejarah akan mengakibatkan amnesia kelampauan yang diikuti kehilangan identitas diri. Peran Seni dalam sejarah memberi karakter kuat pada peristiwa dan para pelakunya, sehingga sejarah akan menjadi sarana rekratif ketika mempelajarinya. Kenyataannya, sampai hari ini mengatakan bahwa pelajaran sejarah hanya sebagai pelajaran hafalan dan membosankan. Pembelajaran ini dianggap tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat, kemudian diungkap kembali saat menjawab soal-soal ujian. Terlebih lagi untuk anak sekolah dasar. Dengan buku ilustrasi bergambar sebuah aktifitas belajar dapat mengubah kesulitan pemahaman seorang siswa karena beberapa hal, menjadi mudah, dan akhirnya siswa tersebut bisa memahami dengan baik materi yang diajarkan terutama pelajaran sejarah

Kata Kunci: Sejarah, Pelajaran, Siswa, Ilustrasi, Sekolah.