Abstrak

Kenakalan remaja menjadi salah satu penghambat siswa dalam pengembangan diri
dan proses belajar. Sekolah memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa
mangatasi masalah-masalah yang muncul selama kegiatan belajar, salah satunya
dengan memberikan layanan bimbingan dan konseling. Perkembangan ilmu
teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan pada bidang pendidikan
untuk pelaksanaan konseling online atau dikenal dengan istilah cyber counselling.
Website merupakan salah satu teknologi yang berpotensi untuk menunjang
pelaksanaan konseling online. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
sistem yang dapat mempermudah kegiatan konseling, serta dapat menunjang
kegiatan aktivitasi sekolah. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara, dan studi literatur. Model pengembangan sistem menggunakan
pendekatan metode agile, dengan siklus pengemban sistem yaitu analisis
kebutuhan, perancangan, pengembangan, pengujian, penyebaran, dan ulasan.
Setelah sistem berjalan, dilakukan evalusi kepuasan pengguna sistem, dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada 41 responden. Data kuesioner tersebut kemudian
dianalisis menggunakan pendekatan metode TAM (Technology Acceptance Model)
dengan empat konstruk. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel kemampuan
menggunakan teknologi mempengaruhi variabel persepsi kegunaan sebesar 42,0%,
variabel kemampuan menggunakan teknologi mempengaruhi variabel kemudahan
penggunaan sebasar 60,9%, variabel kemudahan penggunaan mempengaruhi
variabel persepsi kegunaan sebesar 64,5%, variabel kemudahan penggunaan
mempengaruhi variabel sikap pengguna sebesar 53,2%, dan variabel persepsi
kegunaan mempengaruhi variabel sikap pengguna sebesar 72,0%