Abstrak

Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronik yang di tandai
peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi). Peningkatan kadar gula darah
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti asupan makanan, kurangnya aktivitas
olahraga, pengobatan seperti steroid, obesitas, keturunan dan stress. Stress dapat
meningkatkan hormone katekolamin, glucagon, glukokortitikoid, ???? − ????????????????????????????????
dan hormone pertumbuhan sehingga menyebabkan produksi berlebih pada kortisol,
kortisol adalah hormone yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula
darah tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan tingkat
stress dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus. Metode penelitian ini
menggunakan desain penelitian studi cross sectional. Populasi penelitian ini
seluruh penderita diabetes mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Babakan Sari.
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 73 responden dengan teknik pengambilan
sampling menggunakan accidental sampling. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner DASS 42 kemudian kadar glukosa darah
diukur menggunakan autocheck dengan mengukur kadar gula darah puasa
responden. Analisa data menggunakan rumus distribusi frekuensi dan spearman
rank. Hasil penelitian didapatkan dari 73 responden 28 (38.4%) responden
mengalami tingkat stress sedang, 54 (74.0%) responden memiliki kadar gula darah
buruk. Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat stress
dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di Puskesmas Babakan Sari
(???? = 0.048, r=0.232). Oleh sebab itu, sangat penting adanya program untuk
pengendalian stress dan pemeriksaan kadar gula darah rutin di Puskesmas Babakan
Sari.