Abstrak

Pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola keuangannya sendiri melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sesuai dengan peraturan daerah.
Anggaran yang disusun dalam satu periode tidak dapat sepenuhnya menutupi
permintaan organisasi sehingga dapat memungkinkan untuk melakukan perubahan
anggaran (rebudgeting). Setiap daerah melakukan perubahan anggaran untuk
menyelaraskan program dengan anggaran dan untuk memenuhi kebutuhan
manajemen dalam situasi/lingkungan yang berubah. Populasi dalam penelitian ini
adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung. Dan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatn dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2010-2022. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif bersifat deskriptif dan
verifikatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian
secara parsial dengan uji t mendapatkan hasil variabel Fiscal Stress berpengaruh
tidak signifikan kearah negative terhadap Perubahan Anggaran Belanja Daerah,
Varian Pendapatan berpengaruh tidak signifikan kearah positif terhadap Perubahan
Anggaran Belanja Daerah, Varian Belanja berpengaruh tidak signifikan kearah
negatif terhadap Perubahan Anggaran Belanja Daerah, dan Legislature Size
berpengaruh siginifikan kearah positif terhadap Perubahan Anggaran Belanja
Daerah. Sedangkan, hasil uji secara simultan dengan uji f mendapatkan hasil Fiscal
Stress, Varian Pendapatan, Varian Belanja dan Legislature Size secara simultan
berpengaruh signifikan kearah positif terhadap Perubahan Anggaran Belanja
Daerah.