ABSTRAK

Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan hemeostatis
atau penyeimbang cairan dalam tubuh, namun pada pasien dengan CKD, ginjal
sudah gagal untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang berdampak pada
metabolismenya sehingga membutuhkan tindakan Hemodialisa agar tidak terjadi
penumpukan cairan dan racun (Cholina, 2020). Ketidak patuhan dalam
pembatasan asupan cairan mengakibatkan penumpukan asupan cairan.
Kebanyakan penderita CKD belum memiliki pengetahuan dan kepatuhan yang
baik terhadap pembatasan asupan cairan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pembatasan cairan
pada pasien CKD. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode descriptive
kolerasi dengan rancangan penelitian menggunakan cross sectional. Sampel
berjumlah 130 pasien diambil dengan teknik purposive sampling menurut kriteria
inklusi dan ekslusi di ruang hemodialisa Santosa Hospital Bandung Central
selama satu bulan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dua
kuesioner (angket). Pegolahan data dianalisis menggunakan software statistic
SPSS, kemudian untuk univariat menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan
analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil uji statistik distribusi
frekuensi sebagian besar menunjukan responden dengan kategori kurang
pengetahuan sebanyak (43%), kategori tidak patuh sebanyak (56,2%). Hasil
bivariat menunjukan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan pembatasan cairan pada pasien CKD dengan p value 0,000 dan nilai
correlation coefficient sebesar 0,649. Petugas kesehatan dan rumah sakit
diharapkan mampu mengedukasi pasien CKD tentang pembatasan asupan cairan
melalui penyuluhan atau leaflet. Peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai data
awal dan penunjang terkait tindakan hemodialisa.
Kata kunci : Chronic Kidney Disease (CKD), Kepatuhan, Pembatasan Cairan