ABSTRAK

Preeklampsia menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia sebesar
33%. Angka kematian ibu yang disebabkan preeklampsia di Indonesia masih cukup
tinggi setiap tahunnya. Banyak faktor yang memepengaruhi kejadian preeklampsia
salah satunya adalah tingkat stress. Stres dapat memicu peningkatan hormon
kortisol yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penyempitan
pembuluh darah. Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan darah dan berujung pada
preeklampsia. Ibu hamil dengan tingkat stres tinggi memiliki risiko 4-5 kali lebih
besar mengalami preeklampsia dibandingkan ibu hamil dengan tingkat stres
rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat
stres dengan preeklampsia pada ibu hamil di wilayah UPT Puskesmas Babakan Sari
Kota Bandung. Desain penelitian ini adalah Metode korelasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasinya adalah semua ibu hamil yang tidak
memiliki riwayat penyakit sebelumnya di UPT Puskesmas Babakan Sari Kota
Bandung sebanyak 535 responden. Teknik sampling menggunakan accidental
sampling dengan menggunakan rumus slovin 0,1 didapatkan jumlah sampel
sebanyak 81 responden. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner
Perceived stress scale (PSS-10). Analisa data menggunakan univariat dengan
presentase dan analisa bivariat menggunakan uji Rank spearman. Hasil penelitian
menunjukan bahwa sebagian kecil (13,6) yaitu 11 ibu hamil mengalami stress
ringan, sebagian besar (71,6%) yaitu 58 ibu hamil mengalami stres sedang, sebagian
kecil (14,8) yaitu 12 ibu hamil mengalami stress berat. Sebagian besar (76,5%)
yaitu 62 diantaranya tidak mengalami preeklampsia dan (23,5%), yaitu 19
responden mengalami preeklampsia. Hasil uji statistic uji Rank spearman diperoleh
angka signifikan