Masalah kesehatan yang sering diderita oleh lansia di Indonesia adalah hipertensi. Prevalensi hipertensi pada lansia mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama lima tahun terakhir. Dampak negatif penyakit hipertensi bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung koroner (PJK), gagaI ginjal dan stroke. Komplikasi hipertensi dapat disebabkan oleh kurangnya tingkat literasi kesehatan masyarakat, karena masyarakat dengan tingkat literasi yang rendah memiliki kemampuan yang lebih buruk dalam menangani penyakit kronis yang dideritanya. Sebaliknya, masyarakat dengan tingkat literasi kesehatan yang tinggi akan memiliki kontrol yang lebih besar atas kesehatan serta memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi kesehatan dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan mereka. faktor – faktor yang mempengaruhi literasi kesehatan adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku/budaya, bahasa, pekerjaan, pendapatan, akses informasi kesehatan dan akses pelayanan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan literasi kesehatan pada lansia dengan hipertesi di Puskesmas Babakan sari. Jenis penelitian deskriptif korelasional dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia dengan hipertensi yang berkunjung memeriksakan diri ke Puskesmas Babakan Sari dengan jumlah populasi sebanyak 263 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner HLS-EU-47Q. Analisa data terdiri dari univariat dengan rumus persentase, bivariat dengan uji rank spearman dan kendalls tau. Hasil penelitian menunjukan 15,2% responden memiliki tingkat literasi rendah dan 84,8% memiliki tingkat literasi tinggi. Faktor yang berhubungan dengan literasi kesehatan adalah faktor jenis kelamin (p=0.016) dan pendidikan (p=0.033). Faktor yang tidak berhubungan dengan literasi kesehatan faktor usia (p=0,750), suku (p=0,822), Bahasa (p=0,156), pekerjaan (p=0,552), pendapatan (p =0,207), akses pelayanan kesehatan (p =0,939), dan akses informasi kesehatan (p =0,365). Diharapkan bagi tenaga kesehatan tidak membedakan pasien dalam segi jenis kelamin dan pendidikan dalam pemberian informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan.