Abstrak

Hingga saat ini Indonesia masih dalam keadaan berjuang untuk melawan virus
COVID-19. Dengan keadaan penyebaran virus yang terus melonjak pemerintah
mengeluarkan kebijakan kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
Kebijakan tersebut dinyatakan untuk meminimalisir laju penyebaran COVID-19
yang terus meningkat. Seluruh masyarakat hingga pelayanan kesehatan
menerapkan kebijakan protokol kesehatan yang sering didengar dengan sebutan 3M
yaitu menggunakan masker, membersihkan tangan, dan menjaga jarak. Dengan
sistem kebijakan tersebut menimbulkan adanya perubahan dalam penyampaian
pesan komunikasi salah satunya komunikasi terapeutik pada layanan kesehatan.
Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan komunikasi
terapeutik paramedis dan pasien dengan sistem menerapkan protokol kesehatan.
Aspek yang dikaji meliputi persiapan dan optimalisasi. Untuk menjawab tujuan
penelitian tersebut peneliti menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan purposive sampling
yang meliputi beberapa kriteria informan diantaranya 4 paramedis yang bertugas
pada saat pandemik, dan 8 pasien yang berkunjung ke rumah sakit ataupun klinik
pada saat pandemik. Hasil temuan memperoleh adanya komunikasi tertutup yang
berlangsung secara singkat dengan tujuan menghindari adanya kontak fisik selama
proses pelayanan dengan tatap muka, selain itu bahasa non verbal diangap penting
oleh paramedis dan pasien dalam berkomunikasi disaat menjalankan protokol
kesehatan Covid-19