Abstrak

Skabies merupakan kondisi pada kulit yang tidak hanya dapat menyebabkan infeksi
akan tetapi juga sangat menggaggu. Akibat adanya tungau Sarcoptes scabiei (kutu
skabies) dibawah kulit, menyebabkan penderita tidak dapat menghindari untuk
tidak menggaruk area yang terdapat tungau. Skabies menempati urutan ketiga dari
12 penyakit kulit tersering yang terjadi di Indonesia. Permasalahan kesehatan pada
santri yang terjadi di pondok pesantren disebabkan oleh perilaku hidup bersih dan
sehat terutama personal hygiene yang kurang mendapatkan perhatian dari warga
pesantren itu sendiri. Keadaan tinggal bersama dengan sekelompok orang seperti di
pondok pesantren menjadi salah satu faktor resiko penularan berbagai penyakit
terutama penyakit kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian skabies pada remaja usia 13-18
tahun di pondok pesantren Al-Qur’an Babussalam Ciburial Dago Atas. Jenis
penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Jumlah responden yaitu sebanyak 31 responden yang pernah atau sedang
mengalami skabies dengan pengambilan sampel menggunakan teknik accidental
sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar
observasi. Teknik analisa data penggunakan presentase. Hasil penelitian
menunjukan bahwa sebagian besar (64,5%) atau 20 responden berpengetahuan
baik, hampir separuhnya (35,5%) atau 11 responden berpengetahuan kurang.
Sebagian besar (54,8%) atau 17 responden personal hygiene kurang, hampir
separuhnya (45,2%) atau 14 responden personal hygienennya baik. Sebagian besar
(66,66%) sanitasi lingkungan baik. Simpulanya diketahui bahwa sebagian besar
(64,5%) atau 20 respponden berpengetahuan baik, sebagian besar (54,8%) atau 17
reponden personal hygiene kurang dan sebagian besar (66,66%) sanitasi
lingkungan baik. Diharapkan kepada pihak pondok pesantren untuk menjaga
personal hygiene santrinya dengan cara mengurangi saling meminjam barang
pribadi karena dengan cara tersebut dapat memutuskan rantai penuluran skabies
sehingga prevalensi penyakit skabies di pondok pesantren dapat berkurang.