Abstrak

Kesejahteraan individu atau masyarakat dinilai oleh banyak indikator penting salah
satunya adalah kesehatan. Penyakit HIV Menimbulkan gejala biologis dan psikologis
yang paling sering yaitu kecemasan yang diakibatkan oleh persepsi negatif, stigma
dan penolakan yang berdampak luas pada segala aspek baik fisik, psikologis, sosial
dan spiritualnya. Beberapa penatalaksanaan pada kecemasan yang dapat dilakukan
salah satunya adalah terapi distraksi pendengaran dengan murrotal al-qura hal ini
dikarenakan terapi murrotal dinilai lebih efektif menurunkan kecemasan karena
transmisi gelombang suara yang diterima langsung oleh hipotalamus sehingga
memproduksi neuropeptida yang dapat merangsang parasimpatis untuk
mengaktifkan gelombang positif yang menyebabkan relaksasi dan menurunkan
kecemasan. Tujuan penelitian untuk melihat ada tidak nya Pengaruh Terapi Murottal
Al-Qur’an Pada Pasien HIV Di Female Plus. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
desain penelitian Quasi Experiment rancangan Pretest-Posttest without Control
Group Design. Penelitian ini dilakukan pada 18-20 agustus 2023 dengan
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasinya merupakan rata-rata pasien
yang terdiagnosa HIV setiap bulannya di Female Plus yaitu sebanyak 30 orang.
Jumlah responden sebanyak 20 orang dengan teknik purposive sampling. Data yang
diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan menggunakan uji Wilcoxon
yang merupakan uji nonparametrik test karena data yang didapatkan tidak
terdistribusi normal. Kesimpulannya berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 20
responden penelitian, sebelumterapi responden menunjukkan tingkat kecemasan berat
(20%) kecemasan sedang (65%) dan kecemasan ringan (15%), Sedangkan tingkat
kecemasan setelah terapi (60%) responden tidak cemas (Normal) (30%) cemas ringan
dan (10%) cemas sedang. Hasil analisis menunjukan ada pengaruh yang signifikan
antara terapi murottal Al-Qur’anterhadap tingkat kecemasan pada pasien HIV di
female plus (p value) = 0,000. Saran untuk hasil penelitian ini yaitu dapat dijadikan
acuan dalam pemberian terapi komplementer pada pasien HIV yang mengalami
kecemasan dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk referensi lanjutan
mengenai seberapa jauh keefektifan terapi murrotal ini dengan responden dan surat
yang berbeda